Mengungkap Konspirasi NASA dan Pemerintah tentang Bentuk Bumi: Datar atau Bulat?
ajimuhammad - Bumi itu bulat atau datar? Pertanyaan ini mungkin terdengar konyol bagi sebagian besar orang, karena sudah banyak bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa Bumi berbentuk bulat dan elipsoid.
Namun, ada juga sekelompok orang yang percaya bahwa Bumi itu datar dan semua bukti yang mengatakan sebaliknya adalah rekayasa konspirasi yang dilakukan oleh NASA dan badan pemerintah lainnya. Mereka disebut sebagai penganut teori Bumi datar atau flat earther.
Teori Bumi datar bukanlah hal baru. Sejarah mencatat bahwa banyak peradaban kuno di seluruh dunia memiliki pandangan bahwa Bumi berbentuk datar, seperti piringan, persegi, atau roda.
Pandangan ini bertahan lama sampai filsuf Yunani kuno bernama Phytagoras mengungkapkan bahwa Bumi itu bulat pada abad ke-6 SM.
Sejak itu, banyak pengamatan empiris dan penemuan ilmiah yang mendukung teori Bumi bulat, seperti gerhana bulan, perbedaan waktu di berbagai tempat, perjalanan keliling dunia, dan foto-foto Bumi dari luar angkasa.
Namun, pada abad ke-19, seorang penulis bernama Samuel Rowbotham menghidupkan kembali teori Bumi datar dengan mengklaim bahwa Bumi itu seperti piringan datar yang dikelilingi oleh tembok es.
Ia juga menolak adanya gravitasi dan mengatakan bahwa Bumi itu diam dan menjadi pusat alam semesta.
Teori ini kemudian diteruskan oleh beberapa pengikutnya, seperti Charles Johnson yang mendirikan Masyarakat Bumi Datar (Flat Earth Society) pada tahun 1956.
Pada era digital, teori Bumi datar semakin populer berkat media sosial dan internet. Banyak flat earther yang menyebarkan argumen dan bukti-bukti palsu untuk mendukung teori mereka, seperti video, gambar, dan meme.
Mereka juga sering menantang para ilmuwan dan ahli untuk membuktikan bahwa Bumi itu bulat, bahkan ada yang berencana untuk mengirimkan roket atau balon udara untuk melihat bentuk Bumi sendiri.
Lalu, apa saja teori konspirasi yang dipercayai oleh para flat earther? Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
1. NASA dan badan pemerintah lainnya menyembunyikan kebenaran tentang bentuk Bumi karena mereka ingin mengendalikan pikiran manusia dan menyembunyikan keberadaan Tuhan.
Mereka juga bersekongkol dengan media, maskapai penerbangan, dan organisasi lainnya untuk menciptakan ilusi bahwa Bumi itu bulat.
2. Foto-foto Bumi dari luar angkasa adalah hasil manipulasi komputer atau lukisan. Satelit dan stasiun luar angkasa tidak ada, melainkan hanya balon atau pesawat tanpa awak yang diluncurkan oleh NASA.
Bulan dan matahari adalah cahaya yang bergerak di langit datar dan berjarak sekitar 50 km dari permukaan Bumi.
3. Gravitasi tidak ada, melainkan hanya gaya dorong yang disebabkan oleh percepatan konstan Bumi ke atas sebesar 9,8 m/s^2^.
Benda-benda jatuh ke bawah karena beratnya, bukan karena tarikan gravitasi. Planet-planet lain berbentuk bulat karena mereka memiliki gravitasi, tetapi Bumi tidak.
4. Tembok es yang mengelilingi Bumi adalah benua Antartika yang membentang sepanjang 60.000 km. Tembok es ini menjaga air laut agar tidak tumpah dan melindungi Bumi dari ancaman luar.
Tidak ada yang bisa menyeberangi tembok es ini karena dijaga oleh militer dan pemerintah.
Tentu saja, semua teori konspirasi ini tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat dan bisa dibantah dengan mudah.
Banyak cara untuk membuktikan bahwa Bumi itu bulat, seperti mengamati bayangan Bumi pada Bulan saat gerhana, mengukur sudut ketinggian bintang Polaris dari tempat yang berbeda, atau melihat kengerian kapal saat berlayar di cakrawala.
Selain itu, banyak saksi mata yang telah melihat bentuk Bumi dari luar angkasa, seperti astronot, kosmonot, dan wisatawan luar angkasa.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa teori Bumi datar adalah salah dan tidak masuk akal. Bumi itu bulat dan elipsoid, dan ini adalah fakta yang tidak bisa disangkal.
Teori Bumi datar hanyalah hasil dari ketidaktahuan, kefanatikan, atau keinginan untuk menjadi berbeda. Teori ini tidak memberikan manfaat apa-apa, melainkan hanya menyesatkan dan membingungkan orang-orang.
Oleh karena itu, kita harus cerdas dan kritis dalam menerima informasi, dan tidak mudah terpengaruh oleh teori konspirasi yang tidak berdasar.***