Pemilu Yunani Kuno: Bagaimana Pengaruhnya terhadap Peradaban Dunia?
Sejarah dan Sistem Pemilu di Yunani Kuno
Pemilu Yunani Kuno
AJIMUHAMMAD - Pemilihan umum atau pemilu adalah salah satu ciri khas dari sistem demokrasi. Dengan pemilu, rakyat dapat memilih pemimpin dan wakilnya yang akan menjalankan pemerintahan.
Namun, tahukah Anda bahwa pemilu bukanlah hal yang baru dalam sejarah dunia? Pemilu sudah ada sejak zaman Yunani kuno, yang dikenal sebagai peradaban yang memperkenalkan konsep demokrasi.
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani demokratia, yang berarti "kekuasaan rakyat". Dalam demokrasi, rakyat memiliki hak dan kewajiban untuk berpartisipasi dalam urusan negara.
Salah satu bentuk partisipasi tersebut adalah dengan menggunakan hak pilih dalam pemilu. Pemilu di Yunani kuno dilakukan untuk memilih anggota dewan, pejabat publik, hakim, dan bahkan untuk mengusir politisi yang dianggap berbahaya.
Pemilu di Yunani kuno pertama kali dilaksanakan pada tahun 508 SM oleh masyarakat Athena, salah satu kota-negara (polis) terbesar dan terkuat di Yunani.
Pemilu ini merupakan bagian dari reformasi politik yang dilakukan oleh Kleisthenes, seorang pemimpin yang dijuluki sebagai "bapak demokrasi Athena".
Reformasi ini bertujuan untuk menghapus sistem aristokrasi, yang memberikan kekuasaan kepada golongan bangsawan, dan menggantinya dengan sistem demokrasi, yang memberikan kekuasaan kepada rakyat.
Namun, demokrasi di Yunani kuno tidak sama dengan demokrasi modern yang kita kenal sekarang. Demokrasi di Yunani kuno hanya melibatkan warga negara yang berstatus laki-laki bebas, yang berjumlah sekitar 10 persen dari total penduduk.
Perempuan, budak, dan pendatang tidak memiliki hak politik sama sekali. Selain itu, demokrasi di Yunani kuno juga memiliki berbagai sistem pemungutan suara yang berbeda-beda, tergantung pada tujuan dan jenis pemilunya.
Berikut ini adalah beberapa sistem pemungutan suara yang digunakan dalam pemilu di Yunani kuno:
- Pemilihan anggota dewan.
Dewan adalah lembaga legislatif yang bertugas untuk membuat dan mengesahkan undang-undang, serta mengawasi jalannya pemerintahan.
Di Athena, ada dua dewan utama, yaitu Dewan Areopagus, yang beranggotakan mantan pejabat tinggi, dan Dewan 500, yang beranggotakan wakil dari 10 suku yang ada di Athena.
Anggota Dewan 500 dipilih melalui undian acak (lot) setiap tahunnya. Setiap suku harus menyediakan 50 orang untuk masuk ke dalam dewan.
Undian acak ini dilakukan dengan menggunakan mesin khusus yang disebut kleroterion, yang berisi token-token yang bertuliskan nama calon anggota dewan.
Mesin ini akan mengeluarkan token-token secara acak, dan orang-orang yang namanya terpilih akan menjadi anggota dewan.
- Pemilihan pejabat publik.
Pejabat publik adalah orang-orang yang bertanggung jawab untuk menjalankan fungsi-fungsi administrasi, militer, keuangan, agama, dan lain-lain.
Di Athena, ada sekitar 700 pejabat publik yang dipilih setiap tahunnya. Sebagian besar pejabat publik dipilih melalui undian acak, sama seperti pemilihan anggota dewan.
Namun, ada juga beberapa pejabat publik yang dipilih melalui pemungutan suara langsung (ballot), seperti jenderal, bendahara, dan auditor.
Pemungutan suara langsung ini dilakukan dengan menggunakan potongan-potongan kayu atau logam yang disebut psephos, yang memiliki tanda atau warna yang berbeda untuk menunjukkan pilihan.
Orang-orang yang ingin memilih harus memasukkan psephos ke dalam kotak suara yang disediakan.
- Pemilihan hakim.
Hakim adalah orang-orang yang bertugas untuk menyelesaikan sengketa hukum yang terjadi di masyarakat.
Di Athena, ada dua jenis pengadilan, yaitu pengadilan sipil, yang menangani perkara-perkara antara warga negara, dan pengadilan kriminal, yang menangani perkara-perkara yang melibatkan kejahatan terhadap negara.
Hakim-hakim yang mengadili perkara-perkara ini dipilih melalui undian acak dari daftar warga negara yang bersedia menjadi hakim.
Jumlah hakim yang dibutuhkan bervariasi, tergantung pada jenis dan kompleksitas perkara.
Hakim-hakim ini akan mendengarkan argumen dari kedua belah pihak, dan kemudian memberikan suara dengan menggunakan psephos.
- Pemilihan pengucilan.
Pengucilan adalah proses untuk mengusir seseorang dari kota selama 10 tahun, tanpa menghilangkan hak dan harta bendanya.
Pengucilan ini dimaksudkan untuk mencegah munculnya tirani, yaitu orang-orang yang berusaha merebut kekuasaan secara paksa dan menindas rakyat.
Pengucilan ini dilakukan dengan cara mengadakan pemungutan suara di mana setiap warga negara dapat menulis nama orang yang ingin diusir pada sebuah pecahan tembikar yang disebut ostrakon.
Orang yang mendapatkan suara terbanyak, minimal 6.000 suara, akan dikucilkan dari kota.
Demikianlah sejarah dan sistem pemilu di Yunani kuno. Meskipun tidak sempurna, pemilu di Yunani kuno telah memberikan contoh bagi peradaban lain untuk mengembangkan sistem demokrasi yang lebih baik dan lebih adil.
Pemilu di Yunani kuno juga telah menunjukkan bahwa rakyat memiliki peran penting dalam menentukan nasib negara dan dirinya sendiri.***
Referensi: nationalgeographic.grid.id