Penulisan Sejarah Kolonial Sangat Merugikan Bangsa Sebab, Ini Alasan-Alasan yang Mengejutkan!
Penulisan Sejarah Kolonial Sangat Merugikan Bangsa
Sejarah Kolonial
ajimuhammad - Sejarah adalah cerita tentang masa lalu yang ditulis oleh orang-orang di masa kini. Namun, tidak semua cerita sejarah itu sama.
Ada yang ditulis dari sudut pandang yang berbeda, ada yang lebih akurat, ada yang lebih lengkap, dan ada yang lebih adil. Salah satu contoh cerita sejarah yang perlu kita kritisi adalah cerita sejarah kolonial.
Apa itu sejarah kolonial? Sejarah kolonial adalah penulisan sejarah yang dilakukan oleh orang-orang Eropa atau Barat yang menjajah bangsa-bangsa lain di dunia, termasuk Indonesia.
Sejarah kolonial biasanya menggambarkan masa penjajahan sebagai masa yang baik dan bermanfaat bagi bangsa yang dijajah.
Sejarah kolonial juga cenderung memuji pencapaian dan kemajuan penjajah, sementara meremehkan dan mengabaikan perjuangan dan sumbangan bangsa yang dijajah.
Penulisan sejarah kolonial sangat merugikan bangsa kita, sebab dapat mempengaruhi cara kita melihat diri kita sendiri, bangsa kita, dan dunia.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tiga alasan mengapa penulisan sejarah kolonial sangat merugikan bangsa kita, dan mengapa kita harus menulis ulang masa lalu kita dengan lebih objektif dan adil.
1. Alasan Pertama: Penulisan Sejarah Kolonial Merendahkan Martabat dan Harga Diri Bangsa
Salah satu dampak negatif dari penulisan sejarah kolonial adalah merendahkan martabat dan harga diri bangsa kita.
Penulisan sejarah kolonial seringkali menampilkan bangsa kita sebagai bangsa yang bodoh, malas, primitif, dan tidak beradab. Penulisan sejarah kolonial juga seringkali menyalahkan bangsa kita atas segala kesulitan dan kemiskinan yang dialami selama masa penjajahan.
Penulisan sejarah kolonial juga seringkali menghapus atau mengubah fakta-fakta sejarah yang menunjukkan keberanian, kecerdasan, dan kreativitas bangsa kita dalam melawan penjajah.
Penulisan sejarah kolonial yang tidak adil dan tidak akurat ini dapat membuat kita merasa rendah diri dan tidak percaya diri. Kita dapat kehilangan rasa bangga dan cinta terhadap bangsa kita sendiri.
Kita dapat menjadi mudah terpengaruh oleh budaya dan nilai-nilai asing yang dianggap lebih baik dan lebih modern. Kita dapat menjadi lupa akan jati diri dan identitas kita sebagai bangsa yang berdaulat dan berbudaya.
2. Alasan Kedua: Penulisan Sejarah Kolonial Menciptakan Pemahaman yang Salah dan Sempit tentang Masa Lalu
Alasan kedua mengapa penulisan sejarah kolonial sangat merugikan bangsa kita adalah menciptakan pemahaman yang salah dan sempit tentang masa lalu kita.
Penulisan sejarah kolonial seringkali hanya menyoroti aspek-aspek tertentu dari masa penjajahan, seperti politik, ekonomi, dan sosial.
Penulisan sejarah kolonial juga seringkali mengabaikan aspek-aspek lain yang lebih penting dan beragam, seperti budaya, agama, seni, dan ilmu pengetahuan.
Penulisan sejarah kolonial juga seringkali menggeneralisasi dan menyederhanakan kompleksitas dan keragaman bangsa kita, yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, adat, dan kepercayaan.
Penulisan sejarah kolonial yang tidak lengkap dan tidak mendalam ini dapat membuat kita kurang mengenal dan menghargai warisan dan kekayaan bangsa kita.
Kita dapat menjadi tidak sadar dan tidak peduli terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh bangsa kita, baik di masa lalu maupun di masa kini.
Kita dapat menjadi tidak kritis dan tidak kreatif dalam memecahkan masalah dan mencari solusi. Kita dapat menjadi tidak terbuka dan tidak toleran terhadap perbedaan dan keragaman yang ada di dalam dan di luar bangsa kita.
3. Alasan Ketiga: Penulisan Sejarah Kolonial Menghalangi Pembangunan dan Kemajuan Bangsa
Alasan ketiga mengapa penulisan sejarah kolonial sangat merugikan bangsa kita adalah menghalangi pembangunan dan kemajuan bangsa kita.
Penulisan sejarah kolonial seringkali menimbulkan rasa bersalah, takut, dan benci terhadap penjajah. Penulisan sejarah kolonial juga seringkali menimbulkan rasa puas, bangga, dan sombong terhadap diri sendiri.
Penulisan sejarah kolonial juga seringkali menimbulkan rasa iri, curiga, dan saling menyalahkan terhadap sesama bangsa.
Penulisan sejarah kolonial juga seringkali menimbulkan rasa apatis, pesimis, dan putus asa terhadap masa depan.
Penulisan sejarah kolonial yang tidak sehat dan tidak produktif ini dapat menghambat kita untuk berkembang dan maju sebagai bangsa.
Kita dapat menjadi terjebak dalam masa lalu yang kelam dan menyakitkan. Kita dapat menjadi tidak mampu untuk belajar dari kesalahan dan keberhasilan masa lalu.
Kita dapat menjadi tidak mau untuk bekerja sama dan bersatu dengan bangsa lain. Kita dapat menjadi tidak berani untuk bermimpi dan berusaha untuk mencapai cita-cita dan tujuan bangsa.
Penulisan sejarah kolonial sangat merugikan bangsa kita, sebab dapat merendahkan martabat dan harga diri bangsa, menciptakan pemahaman yang salah dan sempit tentang masa lalu, dan menghalangi pembangunan dan kemajuan bangsa.
Oleh karena itu, kita harus menulis ulang masa lalu kita dengan lebih objektif dan adil. Kita harus menulis sejarah yang menghormati dan mengakui perjuangan dan sumbangan bangsa kita.
Kita harus menulis sejarah yang melengkapi dan memperdalam pengetahuan dan pengalaman bangsa kita.
Kita harus menulis sejarah yang menginspirasi dan memotivasi bangsa kita untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi dunia. Kita harus menulis sejarah yang menjadi sumber kebanggaan dan kekuatan bangsa kita.
Kita harus menulis sejarah yang menjadi jembatan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan bangsa kita. Kita harus menulis sejarah yang menjadi cerita kita, cerita bangsa kita, cerita Indonesia.***