BREAKING NEWS

Inilah Sahabat Nabi yang Punya Harta Sebanyak 46 Juta Dirham, Tapi Tetap Zuhud dan Dermawan!

Kisah Abdurrahman bin Auf

Inilah Sahabat Nabi yang Punya Harta Sebanyak 46 Juta Dirham, Tapi Tetap Zuhud dan Dermawan!

Inilah Sahabat Nabi yang Punya Harta Sebanyak 46 Juta Dirham, Tapi Tetap Zuhud dan Dermawan!

Aji Muhammad - Kisah Abdurrahman bin Auf, Sahabat Nabi yang Kaya dan Dermawan. Abdurrahman bin Auf adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang termasuk dalam sepuluh orang yang dijamin masuk surga. Ia juga dikenal sebagai seorang pedagang sukses yang memiliki harta melimpah, namun tetap rendah hati dan dermawan. Berikut adalah kisah hidup dan perjuangan Abdurrahman bin Auf dalam membela Islam.

Latar Belakang Keluarga dan Keturunan

Abdurrahman bin Auf lahir pada tahun ke-10 setelah Tahun Gajah, atau sekitar tahun 581 Masehi. Nama aslinya adalah Abd Amr, yang berarti hamba Amr. Namun, ketika ia masuk Islam, Rasulullah SAW memintanya untuk mengganti namanya menjadi Abdurrahman, yang berarti hamba Allah yang Maha Pengasih.

Abdurrahman bin Auf berasal dari Bani Zuhrah, salah satu klan dari suku Quraisy. Ia adalah keturunan dari pihak ibu paman-paman Rasulullah SAW. Ayahnya bernama Auf bin Abdu Manaf, dan ibunya bernama Assyifa binti Auf. Abdurrahman bin Auf memiliki dua saudara kandung, yaitu Abdullah dan Ummu Hakim.

Masuk Islam dan Hijrah ke Madinah

Abdurrahman bin Auf termasuk dalam golongan orang-orang pertama yang masuk Islam. Ia memeluk agama Islam dua hari setelah Abu Bakar As-Siddiq, sahabat karib Rasulullah SAW. Abdurrahman bin Auf diislamkan oleh Abu Bakar sendiri, yang merupakan teman dekatnya sejak kecil.

Abdurrahman bin Auf adalah salah satu sahabat Nabi yang ikut hijrah ke Habasyah (Ethiopia) pada tahun 615 Masehi, bersama dengan 82 orang lainnya. Hijrah ini dilakukan untuk menghindari siksaan dan tekanan dari kaum musyrikin Mekkah, yang tidak menyukai dakwah Rasulullah SAW.

Setelah kembali ke Mekkah, Abdurrahman bin Auf kemudian ikut hijrah ke Madinah pada tahun 622 Masehi, bersama dengan Rasulullah SAW dan para sahabat lainnya. Di Madinah, Rasulullah SAW mempersaudarakan antara kaum Muhajirin (pendatang dari Mekkah) dengan kaum Anshar (penduduk asli Madinah). Abdurrahman bin Auf dipersaudarakan dengan Sa'ad bin Ar-Rabi', seorang Anshar yang kaya raya.

Sa'ad bin Ar-Rabi' menawarkan untuk membagi hartanya menjadi dua bagian, dan memberikan separuhnya kepada Abdurrahman bin Auf. Ia juga menawarkan untuk menceraikan salah satu istrinya, agar Abdurrahman bin Auf bisa menikahinya. Namun, Abdurrahman bin Auf menolak tawaran tersebut dengan sopan. Ia berkata:

"Semoga Allah memberkahi keluarga dan hartamu. Tunjukkan saja kepadaku pasar di mana aku bisa berdagang."

Kesuksesan dalam Berdagang dan Kedermawanan dalam Bersedekah

Abdurrahman bin Auf memiliki bakat alami dalam berdagang. Ia sangat cerdas, jujur, dan pandai dalam bernegosiasi. Ia juga memiliki keberanian dan ketekunan dalam menghadapi tantangan dan risiko bisnis.

Dengan modal sedikit yang ia dapatkan dari bekerja sebagai buruh tani di Madinah, ia mulai berdagang barang-barang seperti kurma, gandum, minyak zaitun, kain, dan lain-lain. Dalam waktu singkat, ia berhasil mengembangkan usahanya menjadi sangat besar dan menguntungkan.

Abdurrahman bin Auf menjadi salah satu orang terkaya di Madinah. Ia memiliki banyak harta benda, seperti rumah, tanah, unta, kuda, emas, perak, dan permata. Namun, ia tidak pernah sombong atau lupa diri. Ia tetap hidup sederhana dan zuhud.

Abdurrahman bin Auf juga sangat dermawan dalam bersedekah. Ia sering menyumbangkan hartanya untuk membantu fakir miskin, yatim piatu, janda, dan orang-orang yang membutuhkan. Ia juga sering mengeluarkan hartanya untuk kepentingan jihad di jalan Allah.

Beberapa contoh kedermawanan Abdurrahman bin Auf adalah sebagai berikut:

- Pada saat Perang Tabuk, Rasulullah SAW memerintahkan kaum Muslimin untuk mengorbankan harta benda mereka untuk membiayai perang. Abdurrahman bin Auf menyumbangkan 4.000 dinar (uang emas) dan 500 ekor unta yang dilengkapi dengan seluruh perlengkapannya.
- Pada saat pembangunan Masjid Nabawi, Abdurrahman bin Auf menyumbangkan 500 dirham (uang perak) untuk membeli sebagian tanah yang akan digunakan sebagai lokasi masjid.
- Pada saat pembangunan Ka'bah, Abdurrahman bin Auf menyumbangkan 10.000 dinar untuk membeli kain sutra yang akan digunakan sebagai kiswah (kain penutup) Ka'bah.
- Pada saat wafatnya Rasulullah SAW, Abdurrahman bin Auf menyumbangkan 50.000 dirham untuk membantu membayar hutang-hutang Rasulullah SAW yang belum terbayar.

Peran dan Kontribusi dalam Perjuangan Islam

Abdurrahman bin Auf tidak hanya seorang pedagang sukses, tetapi juga seorang pejuang tangguh. Ia ikut berpartisipasi dalam hampir semua perang yang dilakukan oleh kaum Muslimin, mulai dari Perang Badar hingga Perang Tabuk.

Abdurrahman bin Auf juga termasuk salah satu sahabat Nabi yang paling dipercaya oleh Rasulullah SAW. Ia sering diminta untuk menjadi wakil atau utusan Rasulullah SAW dalam berbagai urusan penting.

Beberapa contoh peran dan kontribusi Abdurrahman bin Auf dalam perjuangan Islam adalah sebagai berikut:

- Pada saat Perang Badar, Abdurrahman bin Auf menjadi salah satu anggota pasukan berkuda yang dipimpin oleh Hamzah bin Abdul Muthalib. Ia berhasil membunuh beberapa musuh, termasuk Uqbah bin Abi Mu'ith, salah satu pemimpin kaum Quraisy.
- Pada saat Perang Uhud, Abdurrahman bin Auf menjadi salah satu pengawal setia Rasulullah SAW. Ia melindungi Rasulullah SAW dari serangan musuh dengan tubuhnya sendiri. Ia terluka parah akibat panah dan pedang musuh, namun ia tetap bertahan hingga akhir perang.
- Pada saat Perjanjian Hudaibiyah, Abdurrahman bin Auf menjadi salah satu saksi yang menandatangani perjanjian damai antara kaum Muslimin dengan kaum Quraisy. Ia juga menjadi salah satu utusan Rasulullah SAW yang dikirim ke Mekkah untuk menegosiasikan syarat-syarat perjanjian tersebut.
- Pada saat Perang Khaibar, Abdurrahman bin Auf menjadi salah satu pemimpin pasukan yang ditugaskan untuk menaklukkan benteng-benteng Yahudi di Khaibar. Ia berhasil menaklukkan beberapa benteng dengan strategi dan keberaniannya.
- Pada saat Perang Mu'tah, Abdurrahman bin Auf menjadi salah satu utusan Rasulullah SAW yang dikirim ke Kaisar Romawi untuk menyampaikan dakwah Islam. Namun, utusan tersebut ditolak dan dibunuh oleh orang-orang Romawi. Hal ini menyebabkan terjadinya perang antara kaum Muslimin dengan pasukan Romawi di Mu'tah.
- Pada saat Perang Hunain, Abdurrahman bin Auf menjadi salah satu anggota pasukan berkuda yang dipimpin oleh Khalid bin Walid. Ia berhasil mengalahkan beberapa musuh, termasuk Malik bin Auf, salah satu pemimpin suku Hawazin.
- Pada saat Fathu Makkah (Pembebasan Mekkah), Abdurrahman bin Auf menjadi salah satu anggota pasukan yang masuk ke Mekkah bersama dengan Rasulullah SAW. Ia juga menjadi salah satu saksi ketika Rasulullah SAW menghancurkan berhala-berhala di sekitar Ka'bah.
- Pada saat Perang Tabuk, Abdurrahman bin Auf menjadi salah satu pemimpin pasukan yang ditugaskan untuk menghadapi pasukan Romawi di Tabuk. Namun perang tersebut tidak terjadi karena pasukan Romawi mundur sebelum bertemu dengan pasukan Muslimin.

Kematian dan Warisan

Abdurrahman bin Auf meninggal dunia pada tahun 32 Hijriah, atau sekitar tahun 652 Masehi, pada usia 72 tahun. Ia meninggal karena sakit yang dideritanya setelah kembali dari perjalanan haji. Ia dimakamkan di Baqi', pemakaman kaum Muslimin di Madinah.

Abdurrahman bin Auf meninggalkan warisan yang sangat besar, yang mencapai sekitar 46 juta dirham. Ia mewasiatkan agar sebagian besar hartanya disedekahkan untuk kepentingan umat Islam, seperti membantu fakir miskin, membebaskan budak, membangun masjid, dan lain-lain.

Abdurrahman bin Auf juga meninggalkan warisan berupa teladan yang baik bagi kaum Muslimin, khususnya dalam hal berdagang dan bersedekah. Ia menunjukkan bahwa seorang Muslim bisa menjadi kaya raya, namun tetap taat kepada Allah dan Rasul-Nya, serta peduli terhadap sesama.

Kisah Abdurrahman bin Auf adalah kisah yang menginspirasi kita semua. Ia adalah sahabat Nabi yang kaya dan dermawan, yang berjuang di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Ia adalah contoh nyata dari firman Allah SWT:

"Siapa saja yang memberikan pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan balasan pinjaman itu untuknya dan dia akan mendapat pahala yang banyak." (QS. Al-Hadid: 18)

Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kisah Abdurrahman bin Auf, dan meneladani sikap dan akhlaknya. Amin.


Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar